TOP! Cinta Yang Mengguncang Surga
Lorong Istana Timur berlumur rembulan pucat, sunyi senyap. Debu sejarah menari-nari dalam setiap hembusan angin, seolah bisikan arwah penasaran yang tak pernah menemukan kedamaian. Di tengah keheningan itu, muncul sosok berpakaian serba hitam, kain sutranya berkibar pelan. Wajahnya tersembunyi di balik tudung, namun aura dinginnya mampu membekukan setiap jiwa yang berani menatapnya. Ia adalah Li Wei, pangeran yang DIANGGAP mati sepuluh tahun lalu, kini kembali dari pengasingan.
Tujuannya satu: menuntut keadilan.
Di ujung lorong, cahaya keemasan terpancar dari kamar permaisuri. Ia berhenti, mengumpulkan keberanian. Jantungnya berdebar keras, bukan karena takut, melainkan amarah yang membara.
Pintu kamar terbuka perlahan, menampilkan sosok wanita anggun dalam balutan gaun phoenix. Permaisuri Yunxi, wanita yang dicintainya… dan wanita yang mengkhianatinya.
"Wei… apakah itu benar kamu?" bisik Yunxi, suaranya bergetar. Mata indahnya berkaca-kaca.
Li Wei membuka tudungnya. Wajahnya yang tampan kini dipenuhi garis-garis keras, hasil pahatan penderitaan dan dendam. "Apakah kamu merindukanku, Ibunda?"
Suara Li Wei terdengar lembut, namun setiap suku katanya menusuk jantung Yunxi. Ia tahu, badai akan segera menerjang istana ini.
"Aku… aku selalu merindukanmu. Aku selalu berharap kamu selamat," jawab Yunxi, mencoba menyembunyikan kegugupannya.
"Selamat?" Li Wei tersenyum sinis. "Apakah Ibunda tahu apa arti 'selamat' ketika aku diusir ke perbatasan, dituduh berkhianat, dan dibiarkan mati di tangan suku barbar?"
Yunxi terisak. "Aku tidak punya pilihan, Wei! Ayahmu… Kaisar memerintahkan…"
"Alasan yang lemah," potong Li Wei dengan tajam. "Kamu memiliki kekuatan, Ibunda. Kamu bisa melindungiku. Tapi kamu memilih diam. Kamu memilih ambisi, kekuasaan, dan tahta untuk adikku."
"Itu tidak benar!" Yunxi membela diri. "Aku melakukan ini demi kamu! Jika aku melindungimu, kita berdua akan hancur!"
Li Wei mendekat, menatap Yunxi dengan mata yang membara. "Kamu berbohong. Aku tahu yang sebenarnya. Aku tahu bahwa kamu merencanakan semuanya sejak awal. Kamu membisikkan racun ke telinga Kaisar. Kamu menjebakku. Kamu… MENCIPTAKANku."
Yunxi terdiam. Air matanya berhenti mengalir. Senyum dingin perlahan terukir di bibirnya. "Benar. Kamu benar, Wei. Aku memang merencanakan semuanya. Kaisar terlalu lemah, dan kamu… terlalu idealis. Seseorang harus mengambil kendali."
"Kamu…" Li Wei mundur selangkah, terkejut dengan pengakuan Yunxi.
"Aku menggunakanmu, Wei. Aku menggunakan cintamu. Aku menggunakan kematianmu. Semuanya demi tahta ini. Dan lihatlah sekarang, aku adalah penguasa sesungguhnya. Aku adalah KAISAR WANITA yang tidak akan pernah kamu bayangkan."
Kabut pagi merayap masuk melalui jendela, menyelimuti kamar dengan misteri. Yunxi mengangkat tangannya, membelai wajah Li Wei dengan lembut.
"Kamu adalah pionku yang paling berharga, Wei. Dan sekarang, kamu akan menjadi saksi atas KEJAYAANKU."
Dan di sanalah kebenaran terpampang: di balik wajah yang penuh duka, di balik air mata yang menetes, Yunxi adalah dalang dari semua tragedi. Ia adalah korban yang menciptakan dirinya sendiri, menjadi penguasa yang tak terkalahkan. Dan Li Wei, sang pangeran yang kembali dari kematian, hanyalah bagian dari permainan yang lebih besar, permainan yang diciptakan oleh WANITA YANG DICINTAINYA.
Dunia yang ia kenal, cinta yang ia agungkan, telah menjadi debu. Semuanya, dari awal hingga akhir, adalah ilusi... sebuah ilusi yang ia pilih untuk dipercaya.
You Might Also Like: Rekomendasi Pelembab Gel Ringan Tanpa