Dracin Populer: Aku Mencintaimu Bahkan Saat Dunia Bilang Kita Tak Pantas
Hujan kota malam itu adalah simfoni kesedihan. Tetesnya beradu di jendela kaca apartemenku, mirip notifikasi yang dulu selalu kutunggu dari dia. Sekarang, layar ponselku hanya memantulkan wajahku yang lelah, diterangi cahaya biru yang dingin. Aroma kopi yang kupesan dari aplikasi favorit kami tak lagi semanis dulu. Rasanya pahit, sama seperti kenyataan bahwa kita sudah menjadi dulu.
Dulu, "kita" adalah deretan emoji konyol, GIF kucing yang sedang menari, dan obrolan panjang hingga subuh tentang mimpi-mimpi yang sepertinya bisa digapai bersama. Dulu, "kita" adalah janji-janji yang terukir di udara, sehalus asap rokok yang mengepul dan menghilang begitu saja.
Kenangan itu seperti album foto digital yang tak bisa kuhapus. Setiap swipe ke kiri adalah siksaan, setiap senyum di foto adalah pisau yang menusuk hatiku. Aku mencoba mengganti password, menghapus aplikasinya, bahkan memblokir nomornya. Tapi ada satu folder di kepalaku yang tak bisa diformat: folder tentang dirinya.
Dia, dengan rambutnya yang selalu berantakan, tawanya yang menular, dan matanya yang menyimpan sejuta rahasia. Rahasia yang dulu membuatku penasaran, rahasia yang kini menjadi jurang pemisah.
Mengapa dia pergi?
Pertanyaan itu menggantung di udara, sama beratnya dengan tetesan hujan yang membasahi kota. Aku mencari jawabannya di sisa chat yang tak terkirim, di draft email yang tak pernah diselesaikan, di foto-foto yang dipenuhi senyum palsu.
Lalu, malam itu, aku menemukannya. Di sudut paling gelap memoriku, tersembunyi di balik tawa dan ciuman manis, ada kebenaran yang selama ini disembunyikan. Sebuah rahasia besar, begitu besar hingga mampu menghancurkan dunia yang kami bangun. Sebuah rahasia yang melibatkan KELUARGANYA, BISNIS KOTOR, dan PEREMPUAN LAIN.
Marah? Tentu. Sakit hati? Tak terlukiskan. Tapi di tengah badai emosi itu, ada secercah KEJELASAN. Aku mengerti mengapa dia pergi. Dia melindungiku. Atau setidaknya, itulah yang ingin dia percayai.
Aku bisa saja membalas dendam dengan cara murahan. Membeberkan semuanya ke media, menghancurkan reputasinya, membuat hidupnya sengsara. Tapi itu bukan aku.
Aku memilih jalan yang lebih elegan, lebih menyakitkan. Aku memilih untuk diam.
Aku menulis pesan terakhir. Pesan singkat, padat, dan penuh makna. Pesan yang akan menghantuinya seumur hidupnya.
"Aku tahu segalanya. Dan aku melepaskanmu."
Aku menekan tombol kirim.
Kemudian, aku menghapus semua fotonya, semua pesannya, semua kenangan tentangnya. Aku menghapus folder di kepalaku, memformat hatiku, dan memulai hidup baru.
Aku tersenyum. Senyum yang tulus, senyum yang menandakan kebebasan.
Aku meninggalkan apartemen itu, menyusuri jalanan kota yang basah. Aku tidak tahu kemana aku akan pergi, tapi aku tahu aku tidak akan pernah kembali.
Di belakangku, di apartemen yang dulu pernah menjadi saksi bisu cinta kami, ponselnya bergetar. Notifikasi pesan terakhir dariku.
Dia membacanya.
Ekspresinya membeku.
Dan aku tahu, balas dendamku sudah terlaksana.
Aku melangkah pergi, meninggalkan dia dengan rahasia yang akan menghantuinya selamanya.
Dia akan menyesalinya… SEUMUR HIDUPNYA.
You Might Also Like: 0895403292432 Cari Skincare Aman Ini
